An Exclusive Interview with Nitiya Indriyana

Akselerator Lima Untuk Indonesia

Lima Untuk Indonesia adalah social movement yang di akseleratori oleh 5 orang, yaitu Nitiya Indriyana, Ika Sastrosoebroto, Leo Mokodompit, Mediana Nuarika Daniel dan Ridho Nugroho. Event pertama yang telah usai digelar ialah Bincang Santai Bersama Lima Untuk Indonesia (BISA!!) yang mengundang 20 Pionir Pembicara Utama; salah satunya adalah Bapak Tantowi Yahya, duta besar New Zealand, Samoa dan Kerajaan Tonga, dengan durasi 30 menit, lima kali dalam 1 minggu selama 1 bulan. Selama periode 18 Juni – 16 Juli Lima Untuk Indonesia akan menghitung jumlah likes, penonton langsung saat live dan juga IGTV dan dikalikan dengan RP. 250 untuk diserahkan melalui Dompet Duafa pada tanggal 1 Juli 2020.

Melalui akun Instagram, @limauntukIndonesia juga memberikan informasi seputar materi karir, program beasiswa, cara menangani kegalauan hati supaya bisa tetap produktif, sampai hal-hal yang berkaitan dengan psikologi dan perasaan manusia. Untuk sarana penyampaiannya, informasi tersebut disampaikan menggunakan IG Live, forum Zoom dan juga kolom komentar sebagai kanal diskusi. Hal tersebut dikarenakan mengacu pada riset dari Tempo Institute, Instagram adalah salah satu social media terbanyak yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dan tentunya sesuai dengan target audience dari @limauntukindonesia serta juga karena konsep diskusinya adalah dua sahabat yang bertemu dan membahas satu issue dengan disaksikan oleh publik untuk mendapatkan manfaat dari obrolan tersebut, maka terpilihlah Instagram Live sebagai kanal pertama untuk mengenalkan social movement ini. Nitiya kemudian juga menambahkan bahwa kedepannya bukan tidak mungkin Lima Untuk Indonesia juga akan menggunakan kanal lain, seperti Youtube, Facebook dan lainnya.

Selain itu, Lima Untuk Indonesia juga menghadirkan informasi satu arah dalam bentuk microblog, feed dan story pada Instagram. Kedepannya, para akselerator social movement ini berharap setelah kondisi pandemik berlalu, akan dapat dilaksanakan event kopi darat untuk diskusi secara langsung di berbagai daerah.

Saat ditanya perihal apa yang menginspirasi Nitiya Indriyana menginisiasi social movement Lima Untuk Indonesia, wanita tangguh yang juga merupakan Program Facilitator XL Future Leaders dan pengarang buku “Define Your Personal Branding” mengungkapkan bahwa ada dua alasan dalam benaknya, yaitu:

  1. Keyakinan bahwa kebaikan ada pada semua hati manusia. Oleh karenanya digunakan kata akselerator karena Nitiya percaya bahwa program ini hanyalah stimulus bagi hati baik masyarakat Indonesia yang ingin selalu memberikan kontribusi positif bagi khalayak ramai.
  2. Keinginan untuk selalu belajar menjadi manusia yang lebih baik. Pada awal masa pandemik ini berlangsung, menghadapinya tentu tidak mudah dan Nitiya yakin bahwa semua dari kita membutuhkan support system yang positif, maka dari itu Nitiya kemudian mengajak empat orang rekan lainnya untuk bergabung dan terus melangkah maju. Alangkah idealnya jika yang ada dalam proses itu bukan hanya para akselerator saja yang mendapatkan manfaat, namun bisa juga untuk lebih banyak orang lainnya, dari sisi pembelajaran dan juga donasi.

 

Hambatan dan Tantangan

Bagaimanapun, Lima Untuk Indonesia bukanlah sebuah social movement yang terbebas dari hambatan. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi termasuk saat mencari 20 pionir pembicara utama yang memiliki konten sesuai kebutuhan pada masa pandemik ini, tantangan dalam mencari materi yang benar-benar dibutuhkan, pencarian kanal lain selain event BISA!!, tantangan saat melakukan promosi, hingga tantangan saat harus mencari anggota tim yang memiliki visi dan misi yang sama agar akun @limauntukindonesia dapat sustain secara operasional dan pro bono namun tetap melakukannya dengan ketulusan hati dan sungguh-sungguh.

 

Tips and Trick tetap produktif dan kontributif meski Work From Home ala Nitiya

Jagalah kesehatan mental, tubuh dan emosional.

  1. Miliki sikap mental Kontributif dan Pro Aktif. Instead of  bertanya keuntungan saya apa ketika melakukan sesuatu, mulailah hari dengan “Tuhan ciptakan saya tanpa kesia-siaan, maka saya siap untuk memberi lebih hari ini”. Percayalah, di dalam prosesnya justru kita yang mendapatkan lebih banyak. Coba deh.

    Dunia dan isinya hanyalah stimulus kita untuk memberikan suatu respon; apapun kejadiannya. Ketika stimulusnya datang dan tidak bisa kita ubah, maka respon kita yang harus diperbaiki, memilih untuk menjadi reaktif dan mundur atau proactive dan tersenyum pada dunia dan bilang “Hey world, I am READY!”
  1. Miliki tubuh yang sehat supaya produktif
    Menjaga asupan makanan, nutrisi, olahraga dan istirahat yang cukup menjadi sangat penting. Sensitiflah dengan radar bahasa tubuh, kalau sudah ngantuk ya tidur, bukan seduh kopi dan lanjut kerja. Olahraga ringan setiap 2 jam sekali agar otat-otot tidak tegang, disiplin makan sesuai dengan porsi dan waktunya. Yuk beri hak tubuh untuk juga bahagia.
  1. Jaga Rasa agar Tetap Menjadi Manusia
    Ingatlah bahwa kita hadir di dunia bukan serta merta ada, namun ada peran orang tua di dalamnya. Kira-kira kapan terakhir ngobrol dengan Mama or Papa dan bilang dari hati terdalam bahwa kita sayang mereka??

    Percayalah, dengan tetap menjalin hubungan dan komunikasi baik dengan orang-orang terkasih menjadikan kita lebih utuh dan bahagia. Mulai dari sekarang kita stimuli serotonin, endorphin dan phenylethane dengan menjaga hubungan baik dengan mereka yang spesial di hati.

 

Terakhir Nitiya juga berpesan untuk para pembaca khususnya anak muda agar bisa terus agile ditengah situasi seperti sekarang ini dengan selalu positive thinking, memiliki mental “Belum Menang Sekarang” dan terus bergerak maju bersama!!

“If you want to run fast, run alone. If you want to run far, run together. Sekarang sudah tidak jamannya lagi merasa diri yang paling. Paling pintar, paling kuat, paling baik dan paling-paling lainnya. Masing-masing manusia memiliki keunggulannya sendiri-sendiri. Penting sekali kolaborasi. Saya selalu senang mengerjakan hal-hal yang menurut saya penting dan besar dengan mengundang banyak orang untuk berpartisipasi. Dengan itu banyak ide-ide yang tidak terpikirkan muncul dan pengalaman baru hadir di dalam prosesnya.” – Nitiya Indriyana, Akselerator Lima Untuk Indonesia.

Written by Raudhatul Jannah – XLFL B7