Inspirasi Luar Biasa dalam Pentas Luar Biasa

Words by Aista Putra – XLFL Batch 3

“Anak luar biasa bukan produk Tuhan yang gagal. Mereka tidak perlu dikasihani, yang mereka perlukan adalah kesempatan “ (Kharisma, 2016)

Kalimat di atas adalah sepenggal puisi yang dibacakan oleh seorang anak luar biasa penyandang autisme bernama Kharisma dalam acara Pentas Luar Biasa. Dia adalah pemegang rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam bidang seni. Dia dapat menghafal lebih dari 600 ribu lagu. Selain itu dia juga hapal berbagai plat nomor kendaraan di Indonesia, Ibu kota Negara dan Nama Bandar Udara di Dunia. Kharisma juga pernah masuk dalam acara Kick Andy  serta berkeliling ke berbagai daerah Indonesia untuk memberikan motivasi kepada guru dan murid SLB.

img1

Kharisma hanya salah satu dari sekian banyak bakat milik siswa luar biasa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang yang ditampilkan dalam acara Pentas Luar Biasa pada hari Sabtu 17 September 2016. Bertempat di pendopo Student Center Universitas Diponegoro (UNDIP). Acara tersebut diinisiasi oleh Tim Langkah Kita yakni tim yang terbentuk dari program XL Future Leaders. Tim yang beranggotakan tiga mahasiswa UNDIP ini yakni AIsta, Ivan, dan Syida juga bekerja sama dengan Forum Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) UNDIP dalam melaksanakan pentas seni berjudul Pentas Luar Biasa dengan tema Inspirasi Luar Biasa.

Acara yang dilaksanakan pagi jam 9 sampai dengan jam 12 ini dihadiri kurang lebih oleh 150 orang. Acara ini dibuka oleh dua MC cantik dari mawapres UNDIP dan putri muslimah UNDIP. Kemudian dilanjutkan dengan opening speech dari perwakilan Tim Langkah Kita yakni Aista. Kemudian pentas seni dimulai dengan nyanyian solo oleh penyandang tuna netra, diiringi keyboard dan kendang yang juga dibawakan oleh murid SLB penderita down syndrom. Setelah itu ada Tari Gatotkaca, Tari Selendang, Tari Pinguin, Perkusi Tuna daksa, Pantomim dan Fashion Show Tuna Rungu, Pembuatan desain grafis dari Tuna daksa.

img3

Bagian yang paling menyentuh saat paduan suara tuna netra menyanyikan lagu Jangan Menyerah milik D’Massiv dilantunkan. Penonton mulai terharu dan sebagian meneteskan air mata. Bagian paling meriah ketika Quintet tuna grahita mulai menyanyi. Kharisma yang juga salah satu personilnya membuat penonton tertawa gembira dengan nyanyian lagu India, lagu barat dan lagu Indonesianya. Suasana semakin ceria ketika penonton berinteraksi dengan Kharisma dengan pertanyaan menebak plat nomor, ibu kota, bahkan hari dalam kalender tahun 2016 dia hafal. Tak lupa juga ada Komunitas Sahabat Difabel (KSD) Semarang yang beranggotakan anak jalanan dan pedagang difabel. KSD juga ikut tampil memeriahkan dengan paduan suara anak jalanan dan demonstrasi membuat kerajinan dari koran oleh Mas Puji yang hanya mempunyai tangan sepanjang lengan dengan kaki juga hanya sebatas lutut.

Pentas juga dimeriahkan dengan adanya bazaar karya murid SLB berupa pakaian batik motif “cipratan”, tas, dan bros. Dari KSD juga membuka stand kerajinan tangan dan snack. Tak lupa praktik membatik ciprat juga disediakan bagi para pengunjung yang ingin merasakan sensasi membatik dengan motif “cipratan” yang tidak terlalu rumit sehingga murid SLB pun dapat membuatnya. Pentas ditutup dengan inspirational speech dari mawapres dan penyerahan donasi sejumlah 1.500.000 rupiah kepada SLB dari hasil penjualan tiket pentas. Pihak SLB mengucapkan terima kasih kepada panita karena selain donasi, kesempatan untuk menunjukan bakat murid SLB kepada UNDIP diharapkan menjadi pintu gerbang apresiasi bakat murid SLB yang berlimpah dan mencapai nasional namun selama ini belum masuk ke UNDIP. Pihak KSD juga berterima kasih karena dapat mempromosikan komunitasnya sehingga produk anggota komunitas dapat dikenal dan membuka kesempatan volunteer untuk berpartisipasi di KSD.

img2

Pentas Luar Biasa memang memberikan Inspirasi yang luar biasa. Seperti kata Nelson Mandela “Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia” Bakat para murid SLB dan keterampilan anggota KSD adalah hasil dari proses belajar keras yang tak lepas dari jasa para guru dan pembimbing. Bimbingan yang sabar dan memberikan kesempatan untuk menggali hal yang sesuai dengan passion murid adalah kuncinya. Mereka saja yang dalam keterbatasan mau dan mampu belajar dan memberikan yang terbaik, mengapa kita yang katanya sempurna ini masih saja tidak mensyukuri hidup? Mengapa masih saja tidak mau belajar dengan giat? Semoga tuhan selalu memberikan kita yang terbaik untuk kita walaupun bukan yang sempurna.