Menginspirasi Melalui Platform Women on Work!
Ubay Syakhisk Arbi Mohamad – XLFL Batch 7 Bandung – Project Leader dan Co-founder Women on Work!
Halo Ubay! Women on Work! itu apa sih?
Women on Work! Adalah pilot project untuk membantu para perempuan yang pernah menjadi korban kekerasan seksual dengan menyelenggarakan konseling online dan offline di lima kota (Madiun, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya) dalam waktu 1,5 bulan.
Wahhh, kapan nih project ini berjalan?
Project ini berjalan selama bulan November 2018 – Januari 2019. Project ini baru ada satu batch, dan di batch pertama itu kami ada lima peserta dari lima kota yang berbeda. Karena ini project perdana, jadi banyak yang belum berani membuka sesi online counseling untuk kasus spesifik ke pelecehan seksual. Alasannya karena trauma yang dirasakan tiap orangnya berbeda, bisa tergantung dari sisi relationship antara si wanita dan pria, atau faktor eksternal seperti tiba-tiba dilecehkan gitu.
Jadi wonder nih, kenapa project keren ini hanya sampai Januari 2019? Bagaimana dengan kelanjutannya, Ubay?
Nah, sebetulnya kami ada beberapa hal yang sedang dibicarakan selama setahun lebih ini. Yang pertama dari sisi psikologi dan peers yang terlibat termasuk biaya yang harus dikeluarkan, dll. Yang kedua trust dari orang tersebut karena semua peserta di batch pertama itu trust sama project ini, tapi kami ada rencana dan masukan untuk tidak hanya berkutat di kasus perempuan, tapi juga laki-laki karena dari feedback batch 1 ada yang email ke kami dan dia ternyata pria yang juga pernah menjadi korban kekerasan seksual, yang ketiga resource dari kami sendiri yang sangat kurang (kami hanya berlima dan untuk mencari resource tambahan sangat harus berhati-hati karena takutnya salah sasaran dan tidak all-out saat menjalankan proyek yang serius ini) dan ini sifatnya juga masih volunteering.
Namun progress selama setahun ini, kami sudah berhasil membuat kurikulum, meskipun itu belum selesai, masih perlu untuk di-review lagi oleh psikolog di Grha Atma Bandung dan social community supaya benar-benar mencakup semuanya. Selanjutnya, selama berjalannya kegiatan ini, kami juga berdiskusi dengan pihak Savy Amira Surabaya untuk proses konselingnya.
Sebagai Project Leader, boleh ceritakan dong latar belakang membangun platform Women on Work! ini?
Latar belakangnya dulu karena 93% wanita di Indonesia yang pernah mengalami pelecehan seksual takut untuk speak up ke publik karena kurangnya edukasi (terutama boomer) mengenai hal ini. Jadi mereka takut malah ditolak oleh masyarakat. Ada lagi kasus revenge porn yang setelah dilecehkan, dan apabila melapor, akan disebar video pelecehan tersebut. Nah, karena itu kami mencoba bergerak dari belakang. Terus apakah kami lapor ke polisi? Tidak. Jadi itu based on their consent juga, 5 orang di batch 1 itu semuanya sudah menjalankan proses hukum, hanya saja mereka gak punya akses ke psikolog dan peers yang bisa diajak cerita. Jadi kami provide itu melalui Women on Work!.
Bagaimana melakukan koordinasi dengan sebaran lokasi yang ada lima itu?
Kita koordinasi selalu online-based dan tiap hari selalu ada progress report dari peers ke kami. Tujuannya untuk update check-up kesehatan mereka juga sih. Nah data yang ada itu nanti dikirim ke psikolog yang akan menganalisa parameter-parameternya.
Ada saran untuk generasi muda Indonesia yang ingin kamu sampaikan?
Nah untuk generasi muda sendiri, yang ingin saya sampaikan adalah: banyak yang bilang kalau disaat muda itu tempat kita buat berkompetisi. Tapi, ada satu hal yang saya ingin sampaikan jika teman-teman suka mengikuti kompetisi apapun, harus ingat bahwa mengikuti kompetisi pun ada tujuannya dan batasannya. Menurut saya, diera seperti ini, yang lebih penting bukan untuk menjadi yang terbaik, tapi bagaimana kita dapat berkontribusi lebih banyak dan meningkatkan empati kita untuk orang lain. Dan jangan lupa untuk selalu berpikir untuk kembali ke lingkungan kita. Kembali untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dapat juga membantu orang lain dengan apa yang kita punya. Kalau Indonesia ingin maju, hal pertama yang harus dilakukan bagi generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan adalah untuk membantu orang lain maju. Kenapa? Karena membantu orang lain itu endless chain, impact-nya akan sangat besar dan gak hanya ke satu orang aja. So, let’s contribute!