Kerjain Aja Dulu
Lukas Jhon Sulo Palayukan (XLFL Batch 5) – Client Solution Executive at iProspect Valuklik – Dentsu Aegis Network Indonesia
Hi Kak Jhon, senang mendapat kesempatan untuk mewawancarai Kakak kali ini! Boleh diceritakan mengenai kegiatan Kakak saat ini?
Hi! Terima kasih juga buat kesempatannya. Semoga dapat menginspirasi pembaca tentang apa yang saya share kali ini. Sekarang kegiatan saya lagi berfokus untuk menambah ilmu dan membangun professional portfolio di kantor selama waktu kerja. Mengapresiasi diri dengan me-time di akhir minggu, dan menjadi pengurus di Bryan Gunawan Project 2020.
Bagaimana menjadi bagian keluarga dari XLFL telah membentuk diri Kakak seperti sekarang?
The same story that I always tell to almost everyone. XLFL in 2 years helped me to find the ‘lost’ me. Karena XLFL, saya tahu bahwa semua orang punya kesempatan bersaing yang sama, terlepas dari background Universitas, daerah, atau keluarga. Karena XLFL, saya tahu bahwa salah jurusan bukan bencana dan hanya masalah perspektif kita melihat masalah yang ada. And because of XLFL, I realized that life is about making impact to others.
Boleh diceritakan pelajaran apa sajakah yang Kak Jhon dapatkan dari XLFL yang membantu untuk meraih goals Kakak?
Kalau practical learning banyak sekali, contohnya seperti thinking tools, ideation method, dsb. Tetapi, 2 pelajaran implisit penting yang mau saya highlight adalah:
- Regret No Regret. Melalui XLFL, saya belajar dalam mengambil sebuah keputusan, saya harus tau implikasi atau after effect-nya apa. Karena hal ini bukan cuman ngaruh ke tanggung jawab pribadi untuk tanggung risiko yang mungkin terjadi, tetapi juga kepada komitmen saya untuk menjalani keputusan itu. Karena jika saya tidak commit pada tanggung jawab tersebut, reputasi ataupun branding saya yang dipertaruhkan.
- Can Do Attitude. XLFL mengajarkan dan mengingatkan saya hal klasik bahwa sesuatu yang keren itu tidak didapat dengan instan. Tidak ada orang keren yang tiba-tiba menjadi CEO dalam semalam. Kalaupun ada, pasti tidak akan bertahan lama. Dan untuk menjadi CEO keren yang tahan lama, harus mempunyai can do attitude. Dengan mempunyai value ini, kesempatan untuk belajar dan berproses menjadi terbuka luas. Kita menjadi belajar melihat sesuatu dari banyak point of view dan lebih bisa menyelesaikan masalah dengan lebih bijak.
Dua dari banyak pelajaran penting ini yang membantu saya untuk bisa selangkah lebih dekat dengan goals saya sekarang. Saya sangat bersyukur di XLFL, karena saya mendapat facilitator yang memposisikan dirinya bukan hanya sebagai Guru, tapi juga Teman Cerita, Kakak, dan sekaligus Bapak (Thank you Tidar). Pada akhirnya, saya bisa mendapat banyak pelajaran penting yang saya tidak hanya dapatkan di Workshop saja.
Karena Kak Jhon sekarang bekerja di sebuah Agency yang bergerak di bidang Data-driven Analytics & Insights, kendala dan kesulitan apa saja yang Kakak hadapi dalam menyesuaikan pada bidang tersebut?
Kendala dan kesulitannya lumayan banyak karena latar belakang yang berbeda, saya tidak mempunyai latar belakang basic technical disini. Jurusan kuliah pun ga bisa banyak saya andalkan karena tidak ada relevansi sama sekali. Mulai dari disemprot client karena miskomunikasi, digital vocabulary saya yang pas-pasan, menyebabkan saya untuk susah catch up dengan diskusi waktu awal-awal masuk. Saya juga pernah begadang sampai jam 3 subuh hanya untuk mempersiapkan deck yang isinya saya tidak paham apa, duduk menyendiri waktu onsite meeting dengan client karena tidak memahami konteks diskusinya apa, dan masih banyak lagi.
Tetapi dari jaman kuliah, saya sudah mengetahui jika hal yang ingin saya lakukan adalah Service Delivery work yang sedang saya jalankan. Maka dari itu, 2 tahun sebelumnya, saya sudah mempersiapkan semua skill yang relevan dan dibutuhkan di bidang ini. Saya juga sudah menyiapkan mental dengan mindset untuk ‘Regret No Regret’ karena sudah mengambil keputusan ini.
Jadi saat saya sudah masuk, saya menerapkan values yang saya dapatkan selama masa pembelajaran 2 tahun di XLFL dan program lainnya yang saya pernah ikuti. Setelah penyesuaian selama kurang lebih 2 bulan, syukurnya semua berjalan aman sampai sejauh ini.
Sebagai Client Solution Executive, skill apa saja yang perlu dipelajari untuk menguasai pekerjaan pada posisi tersebut?
Skills-nya banyak, yang akan saya highlight ada 3 yang umum, tetapi cukup crucial:
- Clear and Effective Communication. Komunikasi ke klien tidak sesederhana berbicara kepada teman. Saat klien berbicara tentang A, kita harus make-sure apakah yang dia maksud A1, A2 atau A3. Jadi saat melakukan komunikasi, kita harus memastikan bahwa klien dan kita berada dalam halaman yang sama dan berbicara tentang konteks yang sama: Issuenya apa? Possible workaround-nya apa? Action items-nya apa? Estimation Time of Delivery-nya kapan? dan PICnya siapa?
Sama halnya dengan komunikasi dengan tim Internal, kita harus memastikan tim yang execute issue yang ada paham dan mengerti dengan jelas maksud klien melalui clear communication ke tim internal.
- Time Management. Untuk menyelesaikan suatu issue, biasanya ada beberapa pihak yang terlibat, dan kita harus follow up progress pekerjaan ke masing-masing pihak. Nah, time management ini crucial karena kita harus bisa janjiin waktu yang tepat untuk deliver Issue Resolutionnya ke klien. Karena kalau kita tidak mempertimbangkan hal tersebut dengan baik, bisa jadi backfire ke kita jikalau pada internal kita terdapat delay di salah satu pihak dan kita tidak bisa deliver pekerjaan sesuai waktu yang sudah kita janjikan.
- Project Management. Klien bisa aja datang ke kita dengan 5 masalah sekaligus dan request untuk issue-nya segera diselesaikan. Pentingnya project management adalah untuk memastikan dari 5 issue yang ada, yang mana yang critical priority, high priority, normal priority, dan low priority. Hal ini bertujuan agar kita bisa mengetahui hal mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Implikasi buruk jika kita tidak bisa me-manage ini semua dengan baik, projectnya akan berujung pada kekacauan: tim internal kita kewalahan menyelesaikan issue yang ada karena bandwidth-nya sudah mencapai limit, klien tidak mendapat jawaban yang mereka ekspektasikan, dan kita menjadi pusing sendiri untuk nyelesain kekacauannya.
Apa pesan yang ingin Kakak sampaikan terkait tema “Together in Kindness†di Bulan Ramadhan ini?
Pesan dari saya untuk “Bersama dalam Kebaikan”. Sesederhana bersyukur atas apa yang kita punya sekarang. Bersyukur kalau kita ada kelebihan, mari kita berbagi dengan orang di sekitar kita yang membutuhkan. Kalau kita berada pada kondisi yang cukup, kita ga boleh dengki dan cemburu. Cherish the good memories dan mendoakan orang-orang yang ada di sekitar kita. Tetap bersyukur karena kita masih dikasih kesempatan buat bersyukur dan berdoa.
Stay safe and happy everyone 🙂