BumiBuddies: Planting the Seed for Sustainability in Youth
Didirikan bulan September 2018, BumiBuddies percaya bahwa kunci untuk masa depan yang berkelanjutan dan eco-friendly ada di tangan anak-anak dan pemuda. Tim Newsletter berdiskusi bersama Mylla (founder), Indira dan Prita (co-founder) tentang bagaimana gerakan mereka dapat membantu melestarikan lingkungan. (ig: @bumibuddies)
Q: Halo, BumiBuddies! Sebelumnya, bisa diceritakan nggak awal mula terbentuknya BumiBuddies?
Mylla (M): Waktu itu di Keputih, pas banget di depan mataku, aku melihat anak kecil buang sampah begitu saja ke jalanan, tanpa peduli. Aku kaget banget, karena aku dididik dari dulu kalau buang sampah sembarangan itu sesuatu yang sangat rude, tapi kemudian aku sadar, sayangnya, nggak semua anak di Indonesia punya privilege untuk diajari seperti itu. Jadi, ketika aku dipilih untuk Leadership Camp di New York (NCW Global), dan harus membuat social project, aku menggandeng Indira dan Prita untuk membuat BumiBuddies.
Q: Apa misi dari BumiBuddies?
M: Awalnya kita hanya fokus di anak-anak, kita mengedukasi mereka dengan interactive learning agar bisa melakukan perubahan untuk lingkungan. Tapi, sekarang kita memfokuskan edukasi ke pemuda Indonesia, yang kita lakukan mostly di platform online.
Q: Perubahan apa sih yang kalian harapkan dari adanya BumiBuddies?
Indira (I): Di sini kita berharap bisa mengubah kebiasaan. Dari anak kecil, kita berharap paling tidak bisa bedain mana sampah plastik, mana yang organik. Dari situ kemudian bisa ngasih tau ke temen-temennya yang lain, bisa mulai merasa percaya diri untuk berkontribusi ke lingkungan.
Q: Dari yang sudah kalian lakukan, apakah adalah impact tangible yang bisa kalian rasakan?
Prita (P): Tahun 2019, kita memfokuskan kegiatan kita dengan anak-anak di Taman Baca Keputih. Kita mengadakan game, mengajarkan perbedaan antara sampah organik dan non-organik. Di sesi-sesi berikutnya, mereka masih tetap menerapkan pemisahan plastik, walaupun materinya sudah lama lewat.
M: Ada satu momen ketika sedang mengantarkan adik-adiknya pulang, satu anak ditegur oleh temannya karena membuang sampah sembarangan. Jarakku jauh dari mereka, jadi mereka nggak melakukan ini karena ada aku di depan mereka lho, ya. Anak-anak ini kemudian memungut sampah-sampah yang berserakan, dibuang sesuai dengan kategorinya juga. Memang hal kecil, tapi sangat berarti banget untuk mengubah kebiasaan mereka ke depannya.
Q: Berjuang di isu lingkungan ini sulit, apalagi ketika harus berkutat dengan kultur yang inginnya mudah saja. Pernah tidak capek memperjuangkan isu ini?
M: Rasa dejected dan kesal ini pasti ada, tapi aku selalu membiasakan diri untuk melihat hal positifnya. Aku mau mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sudah do their part daripada mengkritik terus. Lebih baik meng-encourage, karena banyak sebenarnya yang seperti aku juga.
Prita (P): If we continue the chain of influencing other people, we can change the world. We just have to believe little things can make a great impact.
Q: So, what’s next for BumiBuddies?
P: Kita lagi merencanakan untuk memindahkan HQ ke Jakarta, kerja sama dengan sekolah-sekolah dan taman baca lokal agar jangkauannya lebih luas.
M: Yang lagi di in the works adalah kolaborasi dengan suatu organisasi di India, jadi stay tuned aja, ya!