Tahun Berganti, Semangat Positif Harus Naik Lebih Tinggi

“Banyak hal yang tidak dapat dikontrol dalam hidup seperti tuntutan atasan, omongan teman, permasalah keluarga, hingga Pandemi Covid-19 ini, tetapi ada satu hal yang dapat dikontrol yaitu diri sendiri. Oleh karena itu diakhir tahun 2020, marilah berfokus untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri sendiri serta memikirkan strategi baru untuk menyambut tahun 2021 agar tetap bisa memberikan semangat positif bagi diri sendiri dan lingkungan.” –Jessica Farolan-

Tidak terasa hampir satu tahun, kita menjalani masa Pandemi Covid-19 dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara terbatas dan tentunya berdampak luas bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Tak terkecuali Jessica Farolan seorang Psychological Health Trainer di Aethra Learning Center yang merupakan biro penggembangan sumber daya manusia berbasis psikologi positif serta informasi terkait kesehatan mental. Jessica akan berbagi cerita terkait perubahan-perubahan kegiatan yang dialami serta bagaimana menyambut tahun 2021 meskipun tetap berada di kondisi pandemi ini.

Challenging & Creative” merupakan dua kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan Jessica di tahun 2020. Selain mendapat tantangan dari sisi bisnis yang harus ditunda bahkan kehilangan beberapa proyek yang sudah direncanakan dengan matang, Jessica juga mendapat tantangan dari sisi mental dan fisik akibat rasa lelah saat harus menatap layar laptop secara terus menerus dan aktivitas yang terbatas #dirumahsaja. Kondisi ini mengharuskan Jessica untuk berpikir kreatif dan inovatif agar tetap bisa bertahan dan up to date, tentunya dengan salah satunya memanfaatkan media sosial.

Jessica memberikan tips bagaimana dapat mengatasi tantangan yang muncul, salah satunya tantangan kesehatan mental dimana timbulnya perasaan lelah dan kurang bersemangat saat melakukan kegiatan secara daring. Apa saja tips-nya?

  1. Be reflective, mulailah untuk melakukan refleksi diri karena saat ini pergerakan sudah terbatas untuk pergi keluar sehingga yang dapat dilakukan ialah pergi kedalam diri sendiri dan temukan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi tantangan yang ada. Salah satu caranya adalah dengan mengucapkan “apa kabar?”, “terima kasih”, “maaf ya” dst kepada diri sendiri. Karena kita sering bertanya kabar kepada teman bahkan keluarga, tapi lupa bahwa diri kita juga butuh perhatian yang sama dengan orang lain.
  2. Do Self evaluation, lakukan evaluasi terkait alasan timbulnya kelelahan dan rasa tidak bersemangat dalam diri. Pastikan hal-hal yang dilakukan sudah sesuai dengan keinginan atau ada yang ingin diubah dan ditingkatkan lagi.
  3. Re-strategize, diharapkan setelah melakukan refleksi dan evaluasi diri sendiri, kita bisa menjadi orang yang berbeda dan menemukan strategi lebih tepat untuk melanjutkan kehidupan.

Selain kesehatan mental, ada juga perubahan ritme kerja yang dirasakan Jessica sebagai salah satu hal yang mengejutkan pada masa awal pandemi. Hal ini dikarenakan tidak adanya batasan waktu kerja dan waktu istirahat dimana semua kegiatan bercampur aduk #dirumahsaja. Oleh karena itu, Jessica memberikan tips kepada kita untuk mengatur waktu dengan menggunakan istilah zoning. Memberikan batasan/ sekat yang jelas serta ketat antara kerja dan istirahat dari segi waktu serta fisik. Dari segi waktu, harus memberikan pembagian jadwal yang jelas untuk setiap kegiatan dan tidak boleh curi-curi waktu istirahat saat kerja serta sebaliknya. Dari segi fisik, harus mengatur posisi tubuh tertentu untuk masing-masing kegiatan seperti posisi tubuh duduk tegak dikursi berarti harus bekerja, dan jika mau istirahat diatur posisi tubuh sedikit senderan. Setelah dua bulan membiasakan zoning ini, otak mulai mengerti pola yang sudah diatur sehingga motivasi dalam diri dapat muncul dan tidak menimbulkan kelelahan yang berkelanjutan.

Apa yang harus dipersiapkan untuk menyambut tahun 2021 ini ya?

  1. Jadwalkan waktu untuk kerja dan istirahat secara terpisah, menggunakan metode zoning seperti di atas. Contohnya saat bekerja di meja kerja dan ingin menonton Youtube harus menonton Youtube yang berkaitan dengan pekerjaan. Tapi kalau mau menonton Youtube yang santai harus menggunakan jadwal waktu istirahat dan membawa posisi tubuh istirahat di tempat tidur.
  2. Perbanyak senjata stress coping, misalnya sebelum pandemi cuma mempunyai dua cara untuk mengatasi stres namun saat pandemi harus punya lebih banyak dari itu karena pilihan keluar sudah tidak ada sehingga cara mengatasi stress hanya dapat dilakukan #dirumahsaja. Pastikan cara mengatasi stres yang dipilih tidak menguras dompet secara berlebihan dan dapat dilakukan tanpa menunggu waktu khusus. Contohnya, menggunakan wallpaper laptop dengan foto tokoh, pemandangan, atau kartun favorit yang dapat berubah setiap 5 menit sehingga saat jenuh melakukan kegiatan secara daring dapat melihat wallpaper di layar laptop.
  3. Mengatasi sumber stres, segera temukan dan atasi sumber stres dengan cara meningkatkan kapasitas diri (mengikuti webinar, membaca buku, dan mencoba aktivitas baru). Karena dengan memiliki kapasitas diri lebih besar daripada tekanan/tuntutan pekerjaan yang datang dapat membuat kadar stres menjadi lebih rendah.

Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk berefleksi terhadap diri sendiri seperti seberapa cepat dapat berubah dan seberapa tangguh dapat berjuang. Sekarang merupakan momen yang tepat untuk kembali mengenali, mengevaluasi diri sendiri dan memikirkan strategi terbaik untuk dapat bertahan. Semoga setelah ini, semua orang bisa menjadi pribadi yang lebih tangguh dan memiliki  mindset yang positif bahwa pandemi bukan hanya melemahkan tapi juga dapat menguatkan.

Ditulis oleh Agnes Angela Stepanie Siregar – XLFL Batch 7.