Sustain Story, Alternatif Berbelanja yang Dapat Membantu Bumi

Mungkin kalian sudah sering mendengar mengenai reputasi buruk Indonesia sebagai penghasil plastik terbesar kedua di dunia. Meskipun berbagai toko retail dan supermarket telah beralih dengan menggunakan biodegradable plastic dan mengimplementasikan kebijakan plastik berbayar, biodegradable plastic tetaplah plastik. Sama halnya dengan kebijakan pengenaan biaya yang juga dinilai tidak efektif. Coba diingat lagi, kalian lebih sering melihat yang mengangkat kantong plastik atau tas belanja saat keluar dari supermarket?

Fakta-fakta di lapangan ini, sering sekali tertangkap mata Atika Fatimah (XLFL Batch 8) yang menimbulkan keresahan untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, Atika dan 2 orang temannya menginisiasi Sustain Story, sebuah bulk store yang menyediakan berbagai macam barang dari kebutuhan rumah tangga hingga personal care dengan konsep ramah lingkungan. Konsumen nantinya akan membeli barang kebutuhan mereka secukupnya dengan membawa wadah dan tas belanjanya sendiri. Nama Sustain Story menggambarkan visi dan filosofi bulk store di mana masyarakat dapat memulai cerita mereka masing-masing mengenai pola hidup minim sampah dan berkelanjutan bersama Sustain Story.

“Alasan pertama yaitu, orang-orang sukanya yang praktis, mudah dilakukan, sampai-sampai kita biasa tidak sadar dalam konsumsi keseharian kita. Sedangkan konsep hidup berkelanjutan itu, yang saya bilangnya hidup berkesadaran, memang awalnya terasa sulit dan tidak praktis. Alasan kedua, karena kebiasaan. Kita terbiasa menggunakan air dengan tidak bijak, kita kebiasaan berbelanja menggunakan plastik. Selain itu, kita juga tidak punya pilihan lain untuk tidak menggunakan plastik karena produk2 di pasaran sebagian besar menggunakan plastik,” respon Atika mengenai alasan sulitnya mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup minim sampah dan berkelanjutan.

Bulk store bukanlah hal baru di Indonesia dan negara-negara lain. Bisnis seperti ini sudah bertumbuh di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya dan Bali. Meskipun belum banyak, Atika dan kedua temannya melihat perubahan yang pelan tapi pasti mengenai kesadaran dan perilaku masyarakat Kota Makassar terhadap isu lingkungan. Belum lagi, masalah mengenai pembuangan sampah di Makassar yang telah berusia 23 tahun dan ledakan akibat gas metan yang beberapa kali terjadi menyita perhatian dan meningkatkan sense of urgency masyarakat. Jika sesuai rencana, Sustain Story akan melakukan grand launching di penghujung Februari.

Mengenai perubahan yang diharapkan Atika melalui Sustain Story, Atika menyampaikan “Kami berharap Sustain Story bisa merubah mindset masyarakat dengan adanya beberapa program yang interaktif dan seru dengan mengundang beberapa tokoh peduli lingkungan nantinya masyarakat diharapkan dapat lebih tertarik dan semangat dalam menjalankan pola hidup yang berkelanjutan. Selain itu, sustain story juga berencana untuk menyumbangkan 5% dari profit bulanan ke platform lindungi hutan dan mendukung kampanye lingkungan serupa.”

Singkat cerita, Sustain Story merupakan usaha Atika dalam membentuk antitesis dari sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit – yang selama ini adalah sampah. Bukit bagi Atika adalah meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui pola konsumsi yang lebih bertanggung jawab terhadap bumi.

 

Oleh Tiara Taufiq – XL Future Leaders Batch 8