Membalikkan Momen Terburuk Menjadi Motivasi Berhasil

Riki Muhamanda-CEO of Forum Menggapai Mimpi

Dalam menanggapi momen terburuk yang mungkin sangat membekas dalam diri pada suatu hari, setiap orang memiliki pilihan untuk meninggalkan atau mengingatnya sepanjang waktu. Berbagai momen terburuk seperti kegagalan saat mencoba, peristiwa naas yang menimpa, keterbelakangan ekonomi, atau kekurangan diri yang menjadikan minder, dan versi momen terburuk lainnya tentu pernah membuat seseorang merasa down. Namun, bagaimana dengan pilihan untuk membalikkan momen terburuk menjadi motivasi agar berhasil? Bukan hanya berhasil untuk dirinya sendiri, namun juga memberikan dampak bagi sekitarnya.

Penulis dalam sebuah kesempatan berbincang dengan Riki Muhamanda, seorang mahasiswa yang berhasil menggapai mimpinya di bangku kuliah. Meraih berbagai prestasi beasiswa dan menjadi delegasi di berbagai kompetisi internasional, seperti Top 5 Best Delegate HKMUN di Hongkong, Beasiswa Kuliah Singkat Eropa, Exchange Teacher SEAMEO Thailand, yang dari kesemuanya itu tidak membuat langkah Riki berhenti. Ia memilih untuk terjun di dunia sosial dan bisnis dengan mendirikan Forum Menggapai Mimpi, US Goes To Children dan Startup Bisa Bahasa, dan saat ini memiliki 4 usaha bisnis yang dirintis sendiri.

Kecintaan Riki terhadap komunitas sosial mulai muncul sejak Riki duduk di semester tiga, ia mendirikan komunitas US Goes To Children, sebuah wadah bagi anak – anak SD di desa yang kurang beruntung secara finansial untuk belajar bahasa Inggris. Didorong dari peristiwa masa kecil Riki yang berasal dari keluarga yang kurang berada dan sering dibully oleh temannya karena tidak mampu les bahasa Inggris, Riki ingin agar anak desa tidak merasa minder dan dapat mengikuti les secara gratis. Perjuangan membentuk komunitas ini tidak mudah bagi Riki, mengingat Riki tidak memiliki pengalaman organisasi dan prestasi di semester tiga dan dianggap tidak berpotensi menjadi pemimpin oleh temannya. Tantangannya tidak hanya sampai disitu, kendala dana yang dialami menjadikan komunitas ini hampir karam di tengah jalan. Namun, karena niat dan usaha Riki, komunitas nya berhasil membawa komunitas US Goes to Children ke ajang Indonesian Culture and Nationalism (ICN) mewakili Aceh di tingkat Nasional sebagai juara 1 dan mendapatkan hibah dana dari pemerintah. Saat ini, komunitas US Goes To Children membuka cabang di Padang dan harapan Riki, komunitas ini juga dapat menebar manfaat di seluruh Indonesia.

Lantas, bagaimana Riki menyikapi situasi pandemi Covid-19 untuk tetap menebar manfaat? Selain mendirikan komunitas US Goes to Children yang saat ini belum mendapat izin melakukan kegiatan di masa pandemi, Riki juga mendirikan Forum Menggapai Mimpi (FMM), wadah pelatihan bagi mahasiswa dan siswa kelas XII agar dapat berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.  Setiap semester FMM membimbing 150 hingga 230 mahasiswa untuk menjadi delegasi pertukaran pelajar ke Eropa, Filipina, Taiwan, dan lain – lain. FMM saat ini aktif secara online mengadakan seminar motivasi kepada 72 organisasi di seluruh Indonesia, pelatihan wawancara dan essay yang difasilitasi oleh mahasiswa berprestasi selama 4 bulan. Bahkan, FMM juga sedang menginisiasi program pertukaran pelajar ke Kuala Lumpur fully funded untuk pelajar berprestasi.

Ketika ditanya apa motivasi yang menjadikannya berhasil, Riki meyakini bahwa evaluasi diri sangat penting. Dari berbagai pengalaman buruk, seperti bully fisik dan verbal, nyaris tidak bisa kuliah karena kurang mampu secara finansial, peristiwa tabrakan naas yang sempat membuat Riki terpuruk, serta latar belakang ekonomi yang kurang, tidak menjadikan Riki putus asa. Riki mengevaluasi setiap kekurangan yang dimilikinya dan membalikkan momen terburuk menjadi motivasi terbesar untuk sukses. Riki percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berhasil. Riki dapat mencapai puncak dimana Riki menganggap itu sebagai versi yang lebih baik dari dirinya sebelumnya.

Riki saat ini diundang lebih dari 130 kali sebagai pemateri seminar, baik seminar motivasi, beasiswa dan sebagainya. Di usianya yang masih muda Riki dapat memenuhi mimpi – mimpi keluarga, seperti membangun rumah untuk keluarga, membangun usaha keluarga, menabung hingga 100 juta di masa kuliah dari usaha pribadi dan beasiswa, bahkan saat ini sudah menjadi owner di 3 perusahaan minuman, CEO di startup Bisa Bahasa, CEO di PT Malaka Tour and Travel, Owner di Usaha Rental Camera, dan Owner Usaha Pulsa dan Token.

Riki berharap kisahnya dapat menginspirasi banyak orang yang mungkin saat ini sedang kehilangan motivasi dalam memperjuangkan mimpinya. “Ketika orang – orang melihat prestasi saya, mereka berpikir bahwa saya bisa mencapai semua itu karena saya pintar sejak kecil, padahal kenyataannya tidak. Saya duduk di kelas paling bodoh saat SMA, menjadi korban bully di masa sekolah, tapi saya evaluasi itu di bangku kuliah. Yang terpenting adalah niatin dulu, Allah akan kasih lebih” pungkas Riki ketika ditanya tentang perjuangannya. “Yang terpenting adalah mengevaluasi diri agar mampu membalikkan momen terburuk menjadi motivasi berhasil”.

Oleh : Yohana Adriana Tumanggor – XL Future Leaders Batch 8