Damai Dengan Berbagi

“Happy World Peace Day bukan sekedar slogan. Menyebutkannya tahun ini bukan pula hal yang mudah karena apa yang kita alami beberapa bulan ke belakang. Covid-19, sebuah pandemi yang mengajarkan kita untuk berdamai dengan keadaan, beradaptasi, mencari solusi, dan terus bergerak maju, mencari cara untuk tetap bisa saling membantu dan menciptakan kedamaian bagi diri dan lingkungan dengan berbagai macam masalahnya.”

21 September 2020 adalah Hari Perdamaian Dunia atau World Peace Day! Why peace, kenapa damai? Apa definisi DAMAI yang sesungguhnya? Mudah bagi kita untuk memberikan makna dan contohnya, tapi mudahkah kita menciptakannya? Menciptakan rasa aman, tentram, tenang, rukun dan tidak membuat atau memancing kerusuhan.

Kini kita hidup dalam dunia yang serba cepat dan selalu terlihat tergesa-gesa. Seringkali kita hanya ikut terseret dalam arus aktivitas yang kadang tidak membuat kita tenang dan tentram dalam menjalani hidup namun harus kita lakukan karena ada kebutuhan atau karena desakan lingkungan. Apakah seterusnya kita harus berada dalam pusaran itu? Tentu tidak. Kita bisa memilih, memilih untuk melakukan hal berbeda dan memberikan dampak positif betapapun kecilnya sumbangsih itu. Memulai untuk menciptakan rasa damai dari dalam diri sendiri dan membaginya kepada orang sekitar sejauh yang kita mampu lakukan.

Seperti langkah yang dilakukan seorang Husnul Khotimah, awardee XL Future Leaders Batch 7 Medan dan beberapa teman dari @yayasanAHA yang menyalurkan sedekah dalam gerakan sosial kemanusiaan dengan saling berbagi untuk masyarakat di sekitar Medan setiap hari Jumat.

Banyak makna, nilai kehidupan, kedamaian dan AHA moment yang didapat justru dari orang-orang yang berkesempatan untuk terlibat dalam gerakan tersebut. Hal itu memberi penegasan bahwa rasa damai bukanlah sesuatu yang harus dibeli dengan harga mahal dan ditempuh berkilo-kilo meter jauhnya, seringkali sumber kedamaian adalah sesuatu yang sederhana, dari rasa syukur seperti bersedekah, bekerja bersama serta berbagi dengan sesama semampu kita melakukannya, mengulang-ulanginya.

Damai juga bisa jadi memiliki arti bahwa kita masih dapat tidur nyenyak, bisa makan dengan layak, punya kuota internet untuk bekerja atau belajar, masih berada dan bisa bertemu keluarga, bisa berada di rumah dengan penerangan yang cukup, dan banyak lainnya. Damai yang diusahakan, damai yang diciptakan, damai yang diadaptasikan. Tidak mudah, tapi bisa diusahakan.

Mari kita maknai World Peace Day sebagai moment untuk memaknai langkah sederhana untuk menciptakan damai bukan hanya untuk diri sendiri namun juga dengan uluran tangan bagi  lingkungan sekitar sebanyak kita mampu. Sesederhana senyum untuk diri sendiri dan orang-orang sekitar kita. Semudah bersedekah dari apa yang kita mampu sedekah kan. Bukankah berbagi atau bersedekah akan menjadi luar biasa ketika kita dalam keadaan yang kekurangan juga?

Damai bukan berarti kita terbebas dari masalah, namun bagaimana caranya untuk tetap terus saling membantu dan bergerak maju dalam kebaikan -Husnul Khotimah-

 

Written by: Husnul Khotimah and Mega Hutagalung